Akupun berlari ke kamar mandi bukan untuk madi besama Tari. Tetapi justru memeluk Tari dan mengajak becinta lagi, tapi kali ini Tari menolak.
“Mas aku mo ke sekolah, kemarin aku bolos. Ga kan !” kata sambil mengambil handuk dan melilitkan ke tubuhnya untuk berjalan ke kamar. Aku agak kecewa memang, tapi aku harus mengerti, seharian kami telah melakukan 4 kali, bukan angka yang pantatis memang. Banyak pengantin baru melakukan sampai 7 atau 9 kali semalaman. Kubersihkan tubuhku dengan ini kumudian aku berjalan ke kamar sambil melap tubuh dengan handuk. Kulihat Tari sudah mengenakan celana dam putih dan bra putih yang juga baru dibeli di mall kemarin. Semua pas ukuran dengan tubuhnya. Dia menyisir rambutnya menghadap cermin, sementara seragam putih abu abu siap dipinggi tempat tidur. Kuambil sisirnya dan kubantu menyisir rambutan lurus panjang sepunggung itu , kubantu keringkan dengan hair dryer. Tari hanya temanggu melihatku dari cermin didepannya. Seperti ada yag ingin dia katakan.
“Maaf ya mas, tadi bukan aku menolak tapi aku tidak ingin bolos aku kasian yang ortuku yang membiayai aku, aku takut ga naik kelas!” katanya sambil diri menghadap cermin.
No comments:
Post a Comment